
Mina memiliki peran penting dalam pelaksanaan ibadah Haji. Sejak zaman Nabi Ibrahim AS hingga Nabi Muhammad SAW, kawasan ini menjadi lokasi utama bagi jamaah Haji untuk bermalam dan melaksanakan lempar jumrah.
Dengan memahami sejarahnya, jamaah dapat menjalani ibadah dengan kesadaran spiritual yang lebih dalam. Selain itu, pengetahuan ini membantu jamaah menghayati setiap amalan di Mina, bukan sekadar menjalankannya secara ritual.
Pada masa Nabi Ibrahim AS, Allah memerintahkan beliau untuk mengorbankan putranya, Ismail. Saat dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, setan muncul di beberapa titik untuk menggoda. Nabi Ibrahim pun mengambil kerikil dan melemparkannya sebanyak tujuh kali. Dari peristiwa inilah lahir tradisi lempar jumrah yang dilakukan di Mina hingga sekarang.
Kemudian, Nabi Muhammad SAW menetapkan Mina sebagai lokasi resmi bagi jamaah Haji untuk melaksanakan ritual tersebut. Sejak itu, jutaan Muslim dari seluruh dunia datang setiap tahun untuk meneladani kisah keteguhan Nabi Ibrahim dalam menaati perintah Allah.
Ketika tiba di Mina pada tanggal 8 Zulhijah (hari Tarwiyah), jamaah mulai melakukan mabit atau bermalam. Esok harinya mereka berangkat ke Arafah untuk wukuf, kemudian kembali lagi ke Mina untuk melaksanakan lempar jumrah.
Setiap jamaah akan melempar tujuh batu kecil ke tiga tiang jumrah, yaitu:
Jumrah Ula (pertama)
Jumrah Wustha (tengah)
Jumrah Aqabah (terakhir)
Aktivitas ini menjadi simbol perlawanan terhadap godaan setan. Oleh karena itu, jamaah dianjurkan untuk melakukannya dengan penuh kesadaran dan niat tulus.
Untuk contoh paket yang mencakup aktivitas ini, Anda dapat melihat program Haji Rakyat 202 Tanpa Antri – Salma Tour.
Agar lempar jumrah sah dan sesuai sunnah, jamaah perlu memperhatikan beberapa langkah berikut:
Pastikan batu yang digunakan berukuran kecil, seukuran ujung jari.
Lempar dengan tangan kanan sambil mengucap Bismillahi Allahu Akbar.
Lakukan tujuh kali lemparan untuk setiap tiang jumrah.
Setelah selesai, berdoalah dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur.
Dengan melaksanakan tahapan tersebut, jamaah dapat menjalankan sunnah Rasulullah SAW dengan benar. Selain itu, pembimbing dari Salma Tour selalu siap mendampingi agar proses manasik berjalan lancar.
Lihat juga: Paket Haji VIP 2026 Tanpa Antri – Salma Tour Travel.
Pada tanggal 10 Zulhijah, jamaah melempar Jumrah Aqabah sebagai simbol penolakan terhadap godaan setan. Setelah itu, jamaah diperbolehkan tahallul atau mencukur rambut.
Sementara itu, pada tanggal 11 dan 12 Zulhijah, jamaah kembali ke Mina untuk melempar ketiga jumrah secara berurutan. Jika masih ingin menambah pahala, jamaah bisa menambah satu hari lagi (13 Zulhijah).
Dengan memahami urutan ini, jamaah dapat mengikuti seluruh amalan dengan lebih terarah dan disiplin.
Setiap lemparan batu memiliki makna simbolik. Batu-batu itu melambangkan tekad jamaah untuk menolak segala bentuk kejahatan dan hawa nafsu. Lempar jumrah bukan sekadar ritual fisik, melainkan pernyataan iman bahwa seseorang siap menolak bujuk rayu setan di setiap sisi kehidupan.
Selain itu, kegiatan ini mengingatkan umat Islam akan pentingnya kesabaran, keikhlasan, dan pengorbanan demi ketaatan kepada Allah SWT.
Ingin merasakan pengalaman Haji yang nyaman dan bimbingan profesional?
Hubungi Salma Tour Travel untuk mendapatkan informasi lengkap tentang program Haji Rakyat 202 Tanpa Antri maupun Paket Haji VIP 2025.
Tim kami siap membantu Anda dari tahap persiapan, manasik, hingga kembali ke tanah air dengan penuh kenyamanan.
Tlp/whatsApp : 082223727999
Email : cs@salmatour.co.id


Jl. Percetakan Negara VI No.18, RT.5/RW.3, Rawasari, Kec. Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10570
Tlp. 082223727999
Email : cs@salmatour.co.id
Copyright @ 2023 Salma Tour – Umroh Murah, Hotel Dekat by DIM Kreatif